Jumat, 04 Mei 2012

Mereka Ada di Provinsi Jakarta

Satu fakta yang membuat saya tercengang ketika tinggal bersama-sama dengan masyarakat Pulau Panggang adalah, MEREKA BARU MENDAPATKAN FASILITAS LISTRIK FULL 24 JAM, SEJAK JANUARI 2012. Wow! Bukankah mereka bagian dari DKI Jakarta, yang notebene adalah Ibukota Bangsa Indonesia? Kota yang selalu gemerlap oleh cahaya, jam berapapun itu?

Ada banyak lagi sebenarnya yang memperlihatkan mereka seperti anak tiri di provinsi yang menjanjikan mimpi-mimpi sehingga begitu banyak orang berlomba-lomba menjadi salah satu warganya. Satu per satu terungkap seiring dengan hari demi hari yang saya lalui di sana. 

Di hari ketiga, saya dan rekan saya, Fitri mengajak Indah (putri keluarga tempat kami menginap) dan teman-temannya, Nanda, dan Zuhro bermain-main ke Pulau Karya. Sebenarnya niat kami ke sana selain ingin bermain di Pantai pasir putih yang digunakan sebagai daerah pemakaman tersebut adalah ingin belajar bagaimana membuat kerajunan tangan dari sampah plastik. Setelah selesai bermain di Pantai, kami pun mulai proses belajar yang ternyata tidak sesederhana yang saya pikirkan.

Mereka dengan sabar mengajari kami. Walaupun tidak menghasilkan satu karyapun (karena keterbatasan bahan), namun menyenangkan belajar bersama mereka.
 Indah dan Zuhro menunjukkan cara menyangam sampah plastik

Sampah plastik yang akan kami anyam

Hasil anyaman yang nantinya akan dijahit menjadi kotak pensil ataupun casing HP

Setelah selesai belajar mengayam sampah plastik, saya dan Fitri bertanya-tanya mengenai pendidikan mereka. Di Pulau Panggang hanya ada SD dan Madrasah, bila ingin melanjutkan ke  jenjang SMP ataupun SMA harus ke Pulau Pramuka. Sungguh sedih rasanya mendengar keluhan mereka akan sekolahnya sekarang, palagi mengingat bahwa mereka sedang berada di kelas 3 SMA dan akan menghadapi UN. Hanya ada satu guru Kimia, dan itupun sedang hamil. Mereka tidak bisa mendapatkan pelajaran tambahan sebagai persiapan UN dan melanjutkan pendidikan bagi sebagian kecil yang ingin ke Perguruan Tinggi. Mereka pun mengeluhkan layanan internet yang tidak menjangkau Pulau Panggang. Hanya ada satu warnet (warung internet), itupun di pulau seberang dan sangat lemot.

Sungguh miris dan mengherankan. Mereka bagian dari provinsi yang menjadi ibukota Indonesia bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar