Sabtu, 29 Desember 2012

Akhir 2012

Sudah di penghujung 2012 :) (Yeay, ga jadi kiamat!)

Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Kepercayaan yang diberikan Sang Pencipta mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar. Banyak hal yang dipelajari. Karakter hari demi hari dibentuk agar semakin serupa dengan-Nya. Walaupun prosesnya terasa sangat lambat dan terkadang menyakitkan, tapi senyum akhirnya merekah mengingat-ingat bagaimana cara Tuhan melakukannya.

Putri kecilnya, Masniar Elysabahtini Hutajulu, masih jauh dari yang diharapkan-Nya. Mudah-mudahan Tuhan terus sabar membentuk aku. Tuhan yang menyertai di tahun 2012, Tuhan yang sama yang akan menyertai di tahun 2013. Iya kan Tuhan?

Kembali ke Pulau, Kembali Dibentuk Sang Pencipta

         Halo, akhirnya aku punya waktu untuk meng-update blog yang sungguh sangat lama kutinggalkan karena beragam kesibukan (halah!). Seperti yang tertulis dalam judulnya, aku kembali ke Pulau Panggang. Untuk apa? Mengambil data untuk keperluan Tugas Karya Akhir (dalam pimpinan Tuhan, aku akhirnya memberanikan diri untuk membuat sesuatu yang terinspirasi oleh Orang Pulo).

     Meskipun hanya berada selama 22,5 jam di Pulau padat itu, banyak pelajaran yang aku dapatkan.Dimulai dari kekhawatiran apakah akan berangkat? Apakah akan naik kapal dari Muara Angke? Hemmm.. Aku kalang kabut banget waktu mencari cara gimana bisa nyampe Angke jam 7 pagi dengan SELAMAT! Tanya sana sini, semua menunjukkan kekhawatiran yang besar akan keselamatanku (Fiuh, ternyata banyak yang peduli heheh). "Drama" untuk memutuskan apakah berangkat dari Angke atau Marina ini bahkan membuatku setakut itu, hingga waktu nyeritain ke orang lain tak sadar mata berkaca-kaca sangkin takutnya. Aku kemudian nanya sama Tuhan, dan jawabannya diberikan saat malam sebelum berangkat. Teman-temanku mengajak makan malam bareng dan di situ mereka ngingetin untuk nggak terlalu khawatir dan bergantung pada Tuhan, "lean on God, not on your own understanding" kalau kata Tiffani. 

         Akhirnya aku memutuskan buat naik dari Marina Beach dengan pertimbangan keselamatan :) kalau dari Marina dengan Kapal Predator, cuma butuh waktu 1,5-2 jam buat nyampe di Pulau Panggang. Save my time. Nah, permasalahan muncul waktu aku lupa letak rumahnya Pak Hamdi dan lupa nama Bapak yang menampungku saat perjalanan pertama (sebenarnya sih, aku salah nyebutin nama. Harusnya Pak Rusli, eh yang kesebut malah Pak Ramlan. Ya jelas ga nemu dong -_-"). Namun berkat keakraban dan keramahan Orang Pulo, sampailah saya di rumah Pak Hamdi. YEAY!!!

          Awalnya sempat ragu apa bisa dapetin semua data yang aku butuhin dalam waktu satu setengah hari, namun (lagi dan lagi) Tuhan menunjukkan cara kerja-Nya yang luar biasa. Pengambilan data + wawancara dengan para pedagang hanya berlangsung dari pukul 11.00-18.00 (syalalalalalala). FYI, aku sempat panik karena ke kelurahan buat ngambil data dan dompet ketinggalan. Eh ternyata, Praise The Lord, gratis euyyy! Pagi harinya aku bisa pulang kembali ke Depok tercintah dengan kapal jam 7. 

         Lalu apa yang spesial dengan perjalanan kali ini?
  1. Penduduk Pulau kembali menunjukkan kalau mereka begitu baik dan ramah. Tidak ada satupun warga yang ingin aku wawancarai menolak. Mereka kooperatif banget, walau pertanyaanku setelah dipikir-pikir rada sensitif juga.
  2. Aku kembali "dipaksa" untuk hidup di luar zona nyaman. Mandi dengan air asin, udara yang lembab, dan aroma ikan asin yang luar biasa menyengat!
  3. Yang paling penting, aku belajar untuk bergantung samna Tuhan. Tampaknya, ini yang paling sulit untuk aku kerjakan deh, dalam proses menuju "Christlikeness". Kalau kata teman sekamarku, terlalu mandiri sehingga cenderung nggak ngerasa butuh siapa-siapa. Aku bersyukur banget, Tuhan menggunakan berbagai cara untuk mengajariku hal yang satu ini. Perjalanan ini salah satunya. Terbukti memang, saat aku belajar untuk bersandar pada-Nya tak ada satu hal pun yang perlu aku khawatirkan.
Banyak sebenarnya yang bisa diceritakan dari perjalanan 22,5 jam ini dan yang pasti aku terus belajar dan dipaksa belajar oleh Sang Pencipta. Terima Kasih!